Kamis, 20 Oktober 2011

Kebaikan Orangtua VS Balasan Kita


Kebaikan Orangtua VS Balasan Kita

Sekarang, Coba bayangkan ini:
·         Saat kita berusia 1 tahun, Orangtua memandikan dan merawat kita. Sebagai balasannya,  kita malah menangis di tengah malam
·         Saat kita berusia 2 tahun, Orangtua mengajari kita berjalan. Sebagai balasan, kita malah kabur ketika orangtua memanggil kita.
·         Saat kita berusia 3 tahun, Orangtua memasakkan kita makanan kesukaan kita. Sebagai balasan, kita malah menumpahkannya.
·         Saat kita berusia 4 tahun, Orangtua memberi kita pensil berwarna. Sebagai balasan, kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.
·         Saat kita berusia 5 tahun, Orangtua membelikan kita baju yang bagus-bagus. Sebagai balasan, kita malah mengotorinya dengan bermain-main di lumpur.
·         Saat kita berusia 10 tahun, Orangtua membayar mahal-mahal uang sekolah dan uang les kita. Sebagai balasan, kita malah malas-malasan bahkan bolos.
·         Saat kita berusia 11 tahun, Orangtua mengantarkan kita kemana-mana. Sebagai balasan, kita malah tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.
·         Saat kita berusia 12 tahun, Orangtua mengizinkan kita menonton di bioskop dan acara lain di luar rumah bersama teman-teman kita. Sebagai balasan, kita malah meminta orangtua duduk dibarisan lain, terpisah dari kita dan teman-teman kita.
·         Saat kita berusia 13 tahun, Orangtua membayar biaya kemah, biaya pramuka, dan biaya liburan kita. Sebagai balasan, kita malah tidak memberinya kabar ketika berada di luar rumah.
·         Saat kita berusia 14 tahun, Orangtua pulang kerja dan ingin memeluk kita. Sebagai balasan,kita malah menolak dan mengeluh,”Papa, Mama, aku sudah besar!”
·         Saat kita berusia 17 tahun, Orangtua sedang menunggu telepon yang penting, sementara kita malah asyik menelepon teman-teman kita yang sama sekali tidak penting.
·         Saat kita berusia 18 tahun, Orangtua menangis terharu ketika kita lulus SMA. Sebagai balasan, kita malah berpesta semalaman dan baru pulang keesokan harinya.
·         Saat kita berusia 19 tahun, orangtua membayar biaya kuliah kita dan mengantar kita ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasan, kita malah meminta mereka berhenti jauh-jauh dari gerbang kampus dan menghardik,”Papa, Mama, aku malu! Aku ‘kan sudah gede!”
·         Saat kita berusia 22 tahun, Orangtua memeluk kita dengan haru ketika diwisuda. Sebagai balasan, kita malah bertanya kepadanya, “Papa, Mama, mana hadiahnya? Katanya mau belikan aku ini dan itu?”
·         Saat kita berusia 23 tahun, Orangtua membelikan kita sebuah barang yang kita idam-idamkan. Sebagai balasan, kita malah mencela, “Duh! Kalau mau beli apapun untuk aku, bilang-bilang donk! Aku ‘kan nggak suka model seperti ini!”
·         Saat kita berusia 29 tahun, Orangtua membantu membiayai pernikahan kita. Sebagai balasan, kita malah pindah ke luar kota, meninggalkan mereka, dan menghubungi mereka hanya dua kali setahun.
·         Saat kita berusia 30 tahun, Orangtua memberi tahu kita bagaimana cara merawat bayi. Sebagai balasan, kita malah berkata, “Papa, Mama, zaman sekarang sudah beda. Nggak perlu lagi cara-cara seperti dulu.”
·         Saat kita berusia 40 tahun, Orangtua sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan. Sebagai balasan, kita malah beralasan, “Papa, Mama, aku sudah berkeluarga. Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku.”
·         Dan entah kata-kata apalagi yang pernah kita ucapkan kepada Orangtua. Bukan Mustahil, itu yang menyumbat Rezeki dan kebahagiaan kita selama ini.


JSumberJ Dari buku “7 Keajaiban Rezeki”

Rabu, 19 Oktober 2011

Pemuda berwajah “Cacad”, ngotot ingin jadi bintang film


            Pemuda ini dilahirkan dari keluarga miskin di New York. Ibunya terpaksa melahirkan dia di tangga pintu sebuah sekolah, akibat proses kelahiran yang tidak lancer, ia menderita kelainan saraf di bagian wajahnya, sisi kanan wajahnya menjadi tidak normal.
            Ia juga berbicara gagap, dan ujung bibirnya selalu tertarik ke bawah. Ia kerap di ejek sebagai tokoh film kartun kucing di Looney Tunes yang kebetulan mirip dengan namanya. Karena kekurangannya, di usia remaja ia dimasukkan ke sekolah bagi anak yang mempunyai kebutuhan khusus.
            Ia mempunyai mimpi untuk jadi actor.
            Untuk mengejar mimpinya menjadi actor terkenal, pemuda ini mengikuti audisi ke mana-mana. Akan tetapi wajahnya yang “seperti orang cacat mental” dan gaya bicara yang gagap, serta acting yang terlhat kaku, membuat ia selalu ditolak untu peran apapun yang diinginkannya.
            Tetapi ia pantang menyerah. Anda akan kaget mengetahui berapa kali ia ditolak oagen di New York. Ia di tolak sebanyak 1500 kali, bahkan jumlah seluruh agen film di New York tidak sebanyak itu. Artinya. Beberapa sudah menolaknya berkali-kali.
            Setelah gagal audisi mengikuti audisi dimana-mana, akhirnya ia nekat.
            Untuk mendapatkan peran utamanya ia terpaksa ngotot. Ia dating ke sebuah agency pukul 04.00 sore tetapi agen film yang didatangi menolak untuk bertemu dengannya. Keesokan paginya sang agen dating ke kantor ia menemukan si pemuda tetap menunggu. Ia menunggu semalaman. Akhirnya agen tersebut tidak tega dan memberinya kesempatan.
            Walaupun ia hanya muncul bebrapa menit sebagai figuran, ini sudah merupakan terobosan baginya. Setidaknya memberi nilai tambah bahwa pernah main film. Ia piker jalannya akan lebih mudah.
            Tapi ternyata karirnya tidak beranjak. Ia menemui  kegagalan demi kegagalanberikutnya untuk mendapatkan peran lain. Ia bahkan pernah mengambil peran dalam sebuah film semi-porno dengan bayaran rendah US$200 untuk 2 hari Shooting. Setelah itupun karirnya tidak beranjak.
            Ia tidak bisa membayar alat pemanas kamar ketika suhu sangat dingin di New York. Ia terpaksa ke perpustakaan membaca, sekedar untuk mendapatkan suhu hangat. Dari buku yang dibacanya di perpustakaan ia akhirnya mendapatkan ide untuk menulis naskah film. Ia berhasil menjual salah satu naskah film senile US$100.
            Hidupnya tak kunjung membaik. Istrinya mulai tidak tahan dengan da hubungannya dengan acting, tapi ia tetap bersikaeras tidak ingin mengubur impiannya di dunia acting. Hidupnya makin sulit, ia terpaksa menjual perhiasan istrinya.
            Pada titik terendah dalam hidupnya ia terpaksa menjual anjing kesayangannya bernama Timmy. Ia berusaha keras selama berbulan-bulan samapai suatu hari sama sekali tidak punya uang. Timmy sangat dekat dengannya, sperti sahabat, dengan terpaksa ia menjual anjingnya dengan harga US$25 untuk bisa menyambung hidupnya, karena sudah betul-betul bangkrut, sampai tidak bisa makan. Saat itu ia menangis.
            Dalam kegalauan ia menonton sebuah pertandingan tinju antara Mohammad Ali dan Chuck Webner, seorang petinju lemah menurut ramalan banyak orang akan dapat dirobohkan dlam 3 ronde. Ternyata Webner mempunyai kemantapan dan kekerasan hati. Ia dapat menyelesaikan total 15 ronde melawan Ali karena tidak mau menyerah.
            Pemuda itu sangat terinspirasi dengan tontonan tersebut dan muncul sebuah visi tentang sebuah film yang akan ia tulis naskahnya. Malam hari itu juga ia mulai menulis dan menulis selama3 hari tanpa berhenti, hingga naskah filmnya selesai. Ia sangat gembira dengan naskah tersebut, karena dalam pikirannya ia tahu bahwa naskah ceritan tersebut akan menjadi sebuah film yanga akan mengubah hidup dan nasibnya. Tangannya bergetar saat memandangi naskah itu.
            Lalu ia mengajukan tulisannya kepada produser film. Namun tidak ada yang memberi tanggapan serius atas naskah cerita tersebut.
            Tetapi ia tidak pernah berhenti berusaha. Ia menawarkan naskah ceritanya dan di tolak lebih dari ratusan kali kepada semua produser dan studio film. Samapi suatu hari, ada sebuah studio yang berani membeli naskahnya senile US$20,000 dengan syarat tokoh utamanya dibintangi oleh Ryan O’neal dan Burt Reynolds.
            Ia senang sekali mendapatkan tawaran itu, akan tetapi ngotot ingin tetao membintangi sendiri film tersebut. Lalu ia menawarkan diri untuk bermain Cuma-Cuma. Sang sutradara menolak. Walaupun sesungguhnya sangat membutuhkan uang, ia bersikeras menolak menjual naskah tersebut kecuali jiak ia bisa menjadi bintangnya. Sang produser terus menaikkan tawarannya $80,000, $125,000, $250,000 sampai $325,000, tetapi si pemuda bersikeras tidak akan mau menjual naskah filmnya kecuali berperan menjadi tokoh utamanya. Ia berjanji akan bermain bagus.
            Akhirnya produser setuju dan menjadikan dia tokoh utama dalam film tersebut, namun hanya dengan bayaran $20,000 untuk naskah cerita ditambah $340 oer minggu sesuai minimal seorang actor. Setelah dipoting biaya-biaya, komisi, agen, dan pajak, ia hanya mendaptkan penghasilan bersih sebesar $6,000 bukannya $325,000
Apakah ini kisah pria tah tahu diri yang ingin menjadi bintang?

            Ini adalah kisah Sylvester Stallone atau bisaya dipanggil “Sly”.
            Sly sadar, setelah 1500 kali poenolakan, naskah film Rocky yang dibuatnya mungkin satu-satunya pintu gerbang untuk menjadi peran utama, karena itu ia tidak mau melepas peran Rocky untuk orang lain.
            Sekalipun ber-budget rendah US$1,000,000 dan dibintangi actor tidak terkenal itu, yaitu Stallone sendiri, film ini meledak dipasaran dan menghasilkan uang senilai US$200,000,000 atau 200 kali lipat.
            Dair film Rocky yang dibintangi nya ia dinominasikan meraih Academy Award Sebagai actor terbaik. Film tersebut memenangkan tiga Oscar untuk film terbaik, Sutrada Terbaik dan Skenario Film Terbaik.
            Setelah Rocky, kesuksesan terus mengiringinya selama beberapa decade ke depan. Ia kembali sukse menjadi icon action movie dalam karakter Ramboo. Pemuda keturunan Itali ini menjadi ikon machismo (kejantanan) dalam flilm action Hollywood.
            Ia menjadi actor pencetak box office  terbesar didunia sepanjang tahun 1970 sampai 1990. Serial Rocky (Rocky 1-5) dan Rambo (1-4) meraih hamper US$1 miliar, dan menjadikan Stallone seorang bintang film internasional termahal.

Hikmah:
            Apa yang dicapainya kini merupakan buah keteguhannya mempertahankan mimpi menjadi bintang film. 
            Seandainya ia merelakan naskah Rocky dibintangi oleh orang lain ia akan mendapatkan US$ 325,000 untuk naskahnya tapi ia kehilangan peluang, yang mungkin satu-satunya untung menjadi bintang utama.
            Tentang penolakan yang dialaminya ia berkata:
“I take rejection as someone blowing a bugle in my ear to wake up and get going, rather than retreat”
“saya anggap penolakan seperti orang meniupkan terompet di telinga utnuk membangunakan kita bukan untuk mundur”

JSumberJ Dari Buku “NO EXCUSE!”

Selasa, 18 Oktober 2011

Upgrading Words1


      Pohon Menjadi BESAR justru dipupuk dengan kotoran yang bau, dan akan mati perlahan justru kalau disiram dengan minyak wangi.

   means : Yakinlah Anda akan besar justru karena dipupuk dengan cacian, hambatan, kritikan bahkan fitnahan. Dan Anda akan layu serta roboh justru karena terlalu sering dipuji dan senantiasa didukung. Anda akan besar justru dengan masalah. Kalau ingin mancing ikan paus mancinglah di samudra.

      SENI CERDAS YANG BERIMAN adalah ketika anda DISAKITI BISA MEMAAFKAN. KETIKA ANDA MENGHADAPI SITUASI SULIT TETAP BISA MENGUCAP SYUKUR….

      ANDA BUTUH UANG TAPI ANDA TETAP MAMPU MEMBERI . . .

      Mengalami kegagalan tapi BISA BANGKIT kembali ..

      Saat semua kelihatan MUSTAHIL tapi Anda TETAP MELAKUKAN YANG TERBAIK karena ANDA PERCAYA ALLAH MAHA KUASA dan PASTI MENOLONG

      Tetaplah SEMANGAT sobat…HARI INI, ESOK DAN SETERUSNYA SANGAT LUARBIASA!!!J

      Universitas formal belajar dulu baru ujian. Universitas kehidupan ujian dulubaru kita bisa belajar.

      Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar tentang KETULUSAN.

      Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kau sedang belajar KEIKHLASAN.

      Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kau sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

      Ketika kau harus lelah dan kecewa, maka saat itu kau sedaang belajar tentang KESUNGGUHAN.

      Ketika kau merasa kau merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kau sedang belajar tentang KETANGGUHAN.

      Ketika kau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kau sedang belajar tentang KEMURAH HATIAN.

      Tetap semangat…. Tetap Sabar… tetap sabar … Tetap tersenyum . . . Terus belajar . . . Teruslah berjuang . . .karena kau sedang menimba ilmu di universitas KEHIDUPAN!!!

      Kantong kosong tak pernah menghambat anda, yang mampu menghambat anda adalah kepala kosong dan hati yang kosong

Sumber : Di dapatkan dari SMS PT.ABCo “Pak Aris”

Anak Pemalu dan norak, mimpi jadi penyanyi


ANAK PEMALU DAN NORAK, MIMPI JADI PENYANYI


            Pemuda ini lahir di Tupelo, Mississippi, dari keluarga yang status ekonominya sedikit di atas garis kemiskinan.
            Ketika kcil ia dikenal sebagai anak yang mempunyai perilaku baik, akan tetapi sering menjadi korban bully teman-temannya karena dianggap sebagai ‘anak mama’.
            Pada usia 10 tahun ia ikut pentas seni nyanyi, dengan pakain Koboi, naik ke atas kursi dan bernyanyi old shep. Dia menempati urutan ke-5 dan mendapat hadiah US$5
            Di usia 11 tahun ia mendapat gitar pertamanya, sebagai hadiah ulang tahun. Sebenarnya ia sangat ingin punya senapan, tapi orangtua nya tidak mampu membeli dan menggantikannya dengan gitar.
            Tahun berikutnya ua diajari kakaknya teknik dasar bermain gitar.
            Di usia remaja ia mulai suka music. Ketika usianya menginjak 12 tahun ia diberi  kesempatan untuk tampil dalam dua acara.        
            Akan tetapi pada acara pertama ia tidak jadi tampil karena mengalami Stage fright atau demam panggung yang membuatnya tidak berani tampil. Baru di acara lainnya ia akhirnya berani tampil.
            Pada usia 13 tahun karena kesulitan keuangan, orangtuanya membawa membawa ia pindah ke Tennessee, dank arena keuangan tak kunjung membaik mereka pindaj ke perumahan (penampungan) negara khusus untuk orang miskin.
            Di sana remaja selalu beraltih gitar di laundry room yang kosong ketika banyak orang mencuci baju.
            Salah seorang tetangganya bilang, kemana saja pemuda itu pergi, ia selalu membawa gitar.
            Ketika bersekolah di Humes High School, tidak banyak teman yang menyukai penampilannya.
            Selain satu anak mengatakan ia sebagai “anak pemalu yang permainan gitarnya tidak akan memenangkan apapun!”
            Ia juga di olok-olok teman-teman sebagai pemain music trashy(sampah) atau hillbilly(kampungan).
            Tapi ada juga teman-teman yang suka dan memohon padanya untuk bernyanyi, tapi ia terlu malu untuk tampil.
            Di usia 15 tahun, ia mulai bekerja di sebuah teater untuk menambah penghasilan keluarga akan tetapi berhenti karena ibunya takut mengganggu nilai pelajarannya.
            Di usia ini juga mulai membiarkan cambangnya tumbuh  dan mulai berani berpakaian norak ala koboi daerah selatan. Cara berpakainnya saat itu kembali menjadi bahan ejekan dan pelecehan dari teman-temannya.
            Meskipun tidak popular dan pemalu, di usia 17 tahun ia berani tampil di pentas tahunan sekolah dan menang dengan menerima tepuk tangan paling meriah.
            Setelah lulus SMA ia masih dikenal sebagai anak pemalu yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah.
            Ia mulai bekerja sebagai supir truk dan mulai menyisir rambutnya gaya duck tail yang banyak di pakai oleh supir truk dimasa itu., terdiri dari rambut berminyak menumpuk tinggi di bagian atas dan disisir ke belakang pada kedua sisi untuk membentuk punggung bukti atau jahitan di bagian belakang.
            Pada usia 18 tahun ia menyewa studio Sun Records untuk merekam lagu untuk hadiah ulang tahun ibunya.
            Resepsionis studio Marion Keisker bertanya dia bisa lagu apa, pemuda itu dengan percaya diri dia bilang bahwa ia bisa nyanyi lagu apa saja.
            Ketika ditanya suaranya mirip siapa, pemuda itu bilang tidak mirip siapa-siapa. Setelah mendengarnya bernyanyi, resepsionis itu memberi catatan “Good ballad singer, Hold.
            Di usia 19 tahun ua mencoba audisi untuk sebuah home  band restoran, the songfelows, tapi ia kecewa karena ditolak dan dikatakan tidak bisa bernyanyi.
            Suatu hari boss Sun Records,  Sam Phillips mencari penyanyi baru dengan suara khas, dan Marion Keisker, sang resepsionis, teringat supir truk yang merekam suaranya untuk hadiah ulang tahun ibunya.
            Pemuda itu dipanggil dan  di minta menyanyikan lagi yang disiapkan, ternyata tidak bisa menyesuaikan  suaranya.
            Untungnya sang produser tidak langsung mengabaikan potensinya, ia minta pemuda itu bernyanyi lagu apa saja yang ia tahu, dan pemuda itu berhasil membuat kesan baik di mata sang produser, dan mulai diterima reakaman.
            Beberapa bulan kemudian, pemuda itu diperkenankan tampil pada Grand Ole Opry yang merupakan acara konser mingguan music Country Program radio dan disiarkan langsung.
            Ia tampil memalukan, setidaknya itu anggapan manajemen panggung saat itu. Sekalipun penonton bersikap sopan ( meski tidak terlalu suka) terhadap penampilannya yang tidak biasa, tetapi setelah pertunjukan, manager Opry, Jim Denny, dating kepadanya dan menyarankan si pemuda untuk kembali saja menyupir truk di daerah asalnya, dan diminta bersumpah untuk tidak kembali ke Grand Ole Opry. Sebuah penghinaan yang luar biasa utnuk bakat musiknya !
            Sebanyak tiga halaman kita membicarakan tentang seorang anak muda yang sering menjadi olok-olokan dalam pergaulannya dan menjadi pecundang dalam karir musiknya.
            Apakah kita bicara tentang penyanyi gagal?????

            Tidak. Kita justru sedang berbicara tentang masa lalu Elvis Presley.
            Elvis dikenal sebagai raja music pop yang dipuja hingga kini.
            Jutaan manusia masih mencintainya. Setelah meninggal pun Elvis masih menghasilkan uang sekitar US$ 30 juta ( Rp. 300 miliar ) per tahun. Rekaman Elvis telahterjual lebih dari 1 Miliar kopi seluruh dunia dan ia juga telah membintangi 33 film raksasa. Di Amerika Elvis sudah mendapatkan 14 nominasi grammy dan memenangkan 3 grammy award.
            Apa yang membuat Elvis bertahan di dunia music sekalipun sebelumnya mengalami begitu banyak pelecehan?.
            Jawabannya : ia punya IMPIAN, sebagaimana kalimatnya :
when I was a boy, I always saw myself as a hero in comic books and in movies. I grew up believing this dream”
Ketika ku kecil , aku melihat diriku sebagai pahlawan di komik, buku atau film. Aku besar dengan mempercayai impian ini.
HIKMAH:
           Bayangkan, terhadap Superstar Sehebat Elvis orang bisa salah menilai. Ia menjadi bulan-bulanan temannya dan musisi dimasa lalu.
Bagaimana jika Elvis mendengarkan mereka yang mengihinanya, dan memilih mundur?
           Mungkin dunia musik tidak akan sama. Banyak orang yang mengalami hal yang sama dengan Elvis lalu frustasi, tapi Elvis tetap bertahan dan kerkarya hingga menjadi salah satu selebriti dunia yang terbesar.
JSumberJ dari buku “NO EXCUSE!”